Welcome to my blog, hope usefull for you
RSS

Jumat, 09 September 2016

Hai laki-laki coba Pahamilah wanitamu

Wahai para Laki-laki. .apa sebenarnya yang diinginkan para wanita? apa sebenarnya yang ada dalam fikiran kami (wanita) ? apa kalian pernah mencoba memahami kami(wanita)?

Disini saya ingin berbagi sedikit yang dirasakan kebanyakan para wanita di dunia. .ya mungkin gak semuanya sama persis dengan apa yang kami rasakan, tapi kurang lebih ya seperti itulah. .

Ada bermacam-macam karakter wanita di dunia ini, sama seperti hal nya dengan laki-laki. .ada yang cuek dan ada pula yang keibuan dengan segala perhatiannya. .tapi pada dasarnya, kebanyakan wanita itu hidup dalam kepura-puraan.. kadang mereka pura-pura tidak peduli, pura-pura bahagia. .padahal di dalam hati mereka, tersimpan kesedihan yang mendalam. .dan sesungguhnya, setegar apapun seorang wanita, sekuat apapun ia, secuek apa pun ia, bahkan sejutek apapun ia, dalamnya sangatlah rapuh,. kami membutuhkan yang namanya sandaran, .apa sandaran itu? kecuali Allah dan keluarga, seorang wanita sangat membutuhkan seorang pria di sampingnya. .Saya yakin di luar sana banyak sekali wanita-wanita yang sok-sok tegar mengatakan ia tidak membutuhkan kehadiran sosok laki-laki. .hati wanita itu ibarat lautan terdalam di dunia. .tenang. .gelap. .dan sulit diterka. .

Kalian para pria mungkin sering merasa kesulitan dalam memahami wanita kalian. .tapi ketahuilah. .point-point utama yang dibutuhkan seorang wanita adalah bahwa seorang wanita membutuhkan seorang pria yang tegas dan kuat bukan kasar dan suka membentak, tapi ia yang siap melindunginya dari apapun yg mengancam keselamatannya. .seorang wanita membutuhkan seorang pria yang penuh kasih sayang, .perhatian. .dan memanjakannya. .ingatlah. .wanita berapapun usianya, akan sangat senang dimanja oleh pria yang dicintai dan mencintainya. .wanita secuek apapun pasti butuh perhatian dari prianya. .terkadang pria tidak menyadari, kebanyakan wanita terluka hatinya hanya karena hal-hal sepele misalnya kurang perhatian. .pria, secuek apapun dirimu. .perhatikanlah wanitamu sebelum pria lain melakukan yang lebih baik darimu. .

Ketika wanita selingkuh, bukan ia tak memikirkannya berulang kali. .bukan ia tak punya perasaan, ,hanya saja perasaan dan fikirannya sudah lelah karena tidak dipedulikan lagi oleh kalian. .kalo wanita mau, ia bisa selingkuhi siapapun, ia bisa mencari yang lebih baik dari kalian, tapi wanita dengan hati yang tulus dan murni akan terus berharap dan berdoa semoga kalian suatu hari nanti menyadari dan menyesali. .tanpa harus mengakhiri sebuah hubungan ataupun selingkuh. .itulah kenapa wanita yang terlalu sabar dibilang "bodoh". .karena kalian tidak tau bagaimana rasanya jadi wanita. .akan sulit baginya melepaskan seseorang yang sudah menjadi bagian pernting dalam hidupnya. .akan sulit baginya untuk mencari kenyamanan lain di luar sana. .

Menurut saya, kalian begitu bodoh jika menyia-nyiakan wanita seperti itu. .karena di zaman seperti ini, sudah banyak wanita modifikasi yang lebih pintar untuk tidak larut dalam hal percintaan. .dan lebih mementingkan karir mereka. .iya, wanita sekarang banyak yang lebih kuat. .tapi tetap saja, dalam hati mereka, mereka merindukan kasih sayang seorang pria yang bisa mencintai mereka tanpa modus sedikitpun. .

Haiii Pria. .wanita ingin didengarkan. .bukan karena wanita suka mengeluh. .mereka hanya ingin berbagi. .apalagi jika anda merupakan pria yang sangat ia kasihi. .kembali ke point awal, wanita tidak seutuhnya kuat. .ada sisi mereka yang begitu rapuh. .itu hatinya. .mereka butuh didengarkan apapun itu. .entah masalah keluarga, masalah kerjaan, ataupun masalah dengan teman. .iya mereka butuh pendengar yang baik. .walaupun kalian gak bisa selalu ada di sisi kami. .minimal kalian mendengar apa yang sedang kami rasakan. .dan itulah yang membuat seorang wanita merasa nyaman dan lega. .walaupun dengan berbagi cerita dengan kalian bukanlah solusi yang baik untuk dapat menyelesaikan masalah. .setidaknya wanita merasa lega, karena merasa dihargai dan merasa menjadi bagian penting dalam hidup kalian. .

Haii Pria. .saat kalian menjadi bagian penting dalam hidup kami. .jangan coba-coba memodusi kami dengan apapun. .dengan rayuan atau gombalan apalagi dengan kekayaan. .karena rayuan dan gombalan serta harta kekayaan hanyalah bersifat fana. .ia, kami senang mendengarnya atau mendapatkannya,. tapi rasa itu tidak akan sesenang ketika kami mengetahui kalian di sana baik-baik saja dan sedang memikirkan kami. .bagaimana kami tahu? tentu kami tahu, .sesibuk apapun kalian, kalian pasti akan berusaha mengirimkan pesan singkat atau pun menelpon untuk sekedar mengatakan "jangan lupa makan siang. .love u", .Percayalah, perhatian-perhatian kecil akan sangat berpengaruh besar dalam kelancaran dan mood seorang wanita dalam menjalani hari-harinya. .percayalah, sesibuk apapun kami di sini, pasti kami menyempatkan melihat layar handphone dan berharap nama kalian muncul. .apalagi ketika wanita sedang sakit, obat paling mujarab sesungguhnya adalah perhatian seorang pria. .sekecil apapun itu. .percayalah, setelah kalian mengatakan "istirahatlah". .sesungguhnya wanita sangat mengharapkan kekasihnya untuk memanjakannya. .menghabiskan waktu berdua meski cuma lewat pesan singkat ataupun telephone. .dengan demikian kami kadang lupa kalau sedang sakit. .

Haii Pria. .apa kalian tau yang kami benci? kami benci jika kalian tidak mengerti apa yang kami inginkan, meskipun kami telah mengatakannya berulang kali. .kalian seperti menganggap hal tersebut hal sepele . .kami benci ketika kalian melakukan kesalahan yang sama dan selalu berjanji takkan mengulanginya lagi. .tapi faktanya. .tidak ada perubahan sama sekali. .kami benci saat kalian sering menghilang tanpa kabar. .berjam2. .dan tak memperhatikan kami sebagai wanita kalian. .karena sesungguhnya akan terasa sangat menyakitkan ketika ada pria yang lain yang lebih peduli kepada kami saat kami merasakan kesepian dan membutuhkan perhatian pria yang penuh kasih. .dan pria itu bukan kalian, kekasih kami. . .Pria. .kami benci jika harus disamakan dengan wanita matre yang lain. .padahal tidak semua sematre yang kalian fikirkan. .ketika kami menuntut kalian untuk hidup lebih baik, itu karena kami menginginkan kebaikan bersama. .yang kami fikirkan itu masa depan. .kehidupan kelak. .sedangkan matre, hanya memikirkan kesenangan sementara. .

Haii Pria. .kami benci ketika harus merasakan ke-hambaran dalam menjalani hari-hari kami tanpa perhatian dan kata-kata mesra seperti saat awal kalian menginginkan kami menjadi kekasih kalian. .kalian tau. .itu sangat menyakitkan. .perlakukanlah wanitamu sama seperti saat pertama kali kalian menginginkan kami dalam hidup kalian. .Pria. .kami benci jika kalian tak bisa menjadi pendengar yang baik. .bagi kami, menjalani sebuah hubungan itu bukan hanya sekedar masalah status. .tapi semua itu tentang kebersamaan, ,saling berbagi. .baik susah maupun senang. .dan saat kalian ingin berbagi. .kamipun akan siap mendengarkan dengan baik. .pria. .

Dan pria. .percayalah. .ketika seorang wanita menangis. .bukan berarti ia cengeng. .bukan berarti air matanya adalah air mata buaya. .tapi semua itu menandakan ketulusan. .ketulusan yang telah dikecewakan oleh kalian para lelaki. .kami tak sanggup bila harus membalas dengan hal yang sama. .

Finally. .ketika seorang wanita memlih untuk pergi dan meninggalkanmu. .itu adalah salah satu cara terakhir agar ia bisa mengobati rasa sakitnya. .karena baginya sudah cukup untuk terus mengingatkan kalian. .tapi kalian tak mau memperdulikan kami lagi. .

Senin, 20 April 2015

Tipe-Tipe Wanita dalam Al-Qur'an

Sahabat yang Shalihah...
Wanita memang begitu istimewa. Islam sebagai agama yang istimewa, memberikan kedudukan mulia untuk kaum wanita. Al-Quran melalui ayat-ayatnya juga tak luput berbicara tentang wanita. Seperti apa sajakah sosok wanita yang telah digambarkan di dalam Al-Qur’an? inilah beberapa karakter wanita yang dituangkan dalam Al-Qur’an

1. Tipe Pejuang

Wanita tipe pejuang digambarkan oleh seorang wanita bernama Asiyah binti Mazahim, istri Fir’aun. Asiyah memiliki kepribadian yang kuat. Ia memperjuangkan keimanan ditengah-tengah kekuasaan suaminya yang kufur. Ia berani menganggung resiko apapun demi menjaga kemurnian iman dan kehormatannya. Meskipun hidup di tengah-tengah kekufuran Fir’aun, ia mampu menjaga aqidah dan harga dirinya sebagai seorang muslimah. Asiyah lebih menginginkan megahnya istana di syurga Allah daripada kemewahan dalam istana di dunia yang dijanjikan Fir’aun.
Doa Asiyah telah diabadikan dalam ayat-Nya, “dan Allah menjadikan perempuan Fir’aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdo’a:
" Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim.” (Q.S At-Tahrim : 11).

2. Tipe Wanita Shalihah yang Menjaga Kesucian Dirinya

  Tipe kedua ini diwakili oleh Maryam binti Imran. Tiada hari ia lewatkan kecuali dalam ketaatan beribadah kepada Allah. Ia pun konsisten menjaga kesucian dirinya. Sungguh teladan yang penting untuk dijadikan cerminan bagi wanita-wanita di jaman sekarang. Tentang keistiqomahannya dalam menjaga kesucian, Allah menceritakan kisahnya, “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina! Demikian ungkap Maryam,” (Q.S Maryam : 20).
Karena keutamaan inilah, Allah mengabadikan namanya sebagai salah satu surat dalam Al-Qur’an yang mulia, yaitu Surah Maryam, surat ke-19. Allah memuliakannya bukan dasar kecantikan. Namun kemuliaan Allah yang diberikan kepadanya lantaran keshalihan dan kesucian yang mampu ia jaga.

3. Tipe Penghasut

Seorang wanita bernama Hindun adalah wanita yang mewakili tipe ini. Hindun adalah istri Abu Lahab. Al-Qur’an menjulukinya sebagai “pembawa kayu bakar” alias penyebar fitnah, tukang gosip, dan penghasut. Bersama suaminya, Abu Lahab, Hindun bahu membahu menentang dan menghalangi dakwah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan menyebarkan fitnah dan melakukan kedzaliman. Sebagai mana kemampuan berbicara sebagai seorang wanita, ia sangat lihai dalam menyebarkan fitnah. Berita yang awalnya biasa, menjadi luar biasa ketika diucapkan oleh Hindun.
“binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa. Demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang dilehernya ada tali dari sabut.” (Q.S Al-Lahab : 1-5).

4. Tipe Penggoda

Tipe ini diperankan oleh Zulaikha. Wanita cantik yang menggoda nabi Yusuf ‘alaihissalam. Kisahnya diungkapkan dalam Al-Qur’an,
“dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, “Marilah ke sini.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah. Sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengab baik.” Sesungguhnya orang-orang yang dzalim tiada akan beruntung. “ (Q.S Yusuf : 23).

5. Tipe Pembangkang terhadap Suaminya.

Allah mengecam perempuan yang berkhianat kepada suaminya yang shalih. Karakter wanita yang ingkar kepada suaminya dimiliki oleh istri nabi Nuh dan nabi Luth ‘alaihissalam. Saat suaminya menjadi penegak kebenaran, mereka malah menjadi pembangkang. “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami. Lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah. Dan dikatakan (kepada keduanya): ‘Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (At-Tahriim:10).
Begitulah Al-Qur’an sebagai kabar gembira dan peringatan berbicara tentang sosok wanita. Kabar gembira karena menjabarkan karakter mulia yang patut menjadi teladan bagi muslimah shalihah. Dan peringatan dengan mengisahkan wanita-wanita yang mendapat kecaman dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar muslimah tak mengikuti jejaknya yang tercela.
Sampai di sini, kita (muslimah) dapat bercermin. Apakah kita sudah meneladani keteguhan dan ketangguhan Asiyah dalam menjaga imannya di tengah-tengah kekufuran? Ataukah sudah meneladani keistiqamahan Maryam dalam beribadah dan menjaga kesucian? Dan cukuplah kisah wanita yang ingkar kepada suami yang sholih, penghasut, dan penggoda menjadi peringatan agar kita sebagai muslimah senantiasa mawas diri. Jangan sampai karakter wanita tercela itu kita perankan. Na’uzubillah...

“Ya Allah, Dzat yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim).

Senin, 24 November 2014

Istri menyukai suami yang ...

Terkadang kita ingin tahu juga, apa yang membuat istri kita senang dalam kehidupan berumah-tangga. Berikut ini adalah satu versi rangkaian sikap dan sifat yang disukai seorang istri dari suaminya:

1. Penuh Pengertian

Seorang istri senang diperhatikan dan didengarkan. Ia senang suaminya memahami dan mengerti dirinya. Dalam suka dan dukanya. Dalam ceria dan sedihnya. Ia senang suami mengetahui perasaannya. Ia misalnya senang diberitahu pakaiannya yang mana yang paling disukai suaminya. Atau masakannya yang mana yang paling lezat bagi suaminya. Karenanya obrolan-obrolan ringan dan lembut amat dinanti-nanti seorang istri. Setiap kata yang keluar dari lidah dan bibirnya adalah pesan cinta yang ingin ia sampaikan. Dan ia ingin tahu bagaimana suaminya menanggapi pesan cintanya itu.Tangisan seorang istri itu memiliki sekian banyak makna, bisa karena sedih, bisa karena marah, bisa karena terharu dan bahagia. Ia senang jika suaminya bersabar untuk mengenal setiap jenis air mata yang metetes dari matanya.Pengertian ini menjadi inti dan landasan segala sikap menyenangkan yang mungkin dilakukan seorang suami terhadap istrinya.

2. Setia
Kesetiaan adalah syarat utama cinta sejati. Seorang istri ingin cinta suami itu hanya untuknya. Karenanya kecemburuan adalah bagian dari cinta. Sapaan sayang di tengah kesibukan, walaupun hanya satu dua menit kata-kata yang disampaikan lewat telepon, walaupun hanya satu dua kalimat SMS, akan menjadi pengokoh kepercayaan. Hadiah yang diberikan: martabak kesukaannya, seikat bunga, atau sebuah jam tangan yang manis akan menguatkan cinta. Dan mengingat hari ulang tahun serta hari pernikahan akan menjadi bukti kesetiaan suami yang disukai seorang istri.Tapi seorang istri yang baik akan mengatakan, "Jangan karena takut kepadaku, kakanda bersikap setia. Karena Allah Maha Melihat. Itu yang mesti menjadi landasan kesetiaan."

3. Sabar dan Pemaaf
Seorang istri akan amat bersyukur jika suaminya mau menerima dirinya apa adanya. Suaminya mampu memaafkan dan bersabar atas kekurangan yang ada pada dirinya. Ia butuh waktu untuk membina dirinya. Ia bahkan butuh waktu untuk memahami dirinya sendiri, ketika satu ketika ia tidak menjadi dirinya sendiri.Seorang istri perlu mendapatkan nasihat, akan tetapi itu dilakukan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Ini seperti pesan Ilahi: "Kemudian keadaan orang beriman itu adalah saling menasihati dalam kesabaran dan dalam kasih sayang." (QS. al-Balad); "Dan jika kalian memaafkan, tidak memarahi, dan mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (QS. at-Taghabun)

4. Teguh Hati dan Bersemangat
Seorang istri senang melihat suaminya senantiasa berteguh hati dan bersemangat dalam menyelesaikan berbagai tugas dan amanah. Ia senang suaminya dapat senantiasa prima menunaikan tugas-tugas di luar rumah dan sekaligus membantu menyelesaikan permasalahan di rumah. Karenanya seorang istri senang melihat suaminya akrab bercengkrama, bermain dengan anak-anaknya. Dan saat suami sesekali memasak untuk keluarga, ada sentuhan hangat menyentuh relung jiwa seorang istri.Bagaimana jika suaminya berada dalam kondisi bete atau kehilangan semangat? Seorang istri akan menerima keadaan ini asalkan ia melihat suaminya berusaha keras untuk melepaskan diri dari keadaan lemah ini. Ia bahkan akan memberikan bantuan dan doa terbaik bagi suaminya.

5. Romantis
Seorang istri senang jika suaminya mampu memperlihatkan dan mengekspresikan cinta dan kasih sayang. Ia senang mendapati suaminya membangun suasana kondusif kasih sayang di rumah. Ia senang jika suaminya romantis.Diantara ungkapan cinta suami-istri adalah dalam hubungan intim. Seorang istri senang jika suaminya memberikan kesenangan dan kepuasan pada salah satu kebutuhan cinta ini. Ia akan terbuka menyampaikan apa yang ia sukai, ketika suaminya mampu membuka percakapan dalam masalah ini secara tepat dan penuh kelembutan (tenderly).

6. Rapi dan Wangi
Seorang istri suka suaminya rapi. Rapi menata rambut dan rapi berpakaian, bahkan dalam suasana santai. Kerapian yang disukai adalah kerapian yang alami dan melekat dalam kehidupan suami.Sikap suami yang kooperatif dalam menjaga kerapian rumah juga disukai seorang istri. Karenanya ketika seorang suami berinisiatif menyapu ruang tengah, membersihkan kompor di dapur, atau membersihkan kamar tidur dengan membongkar tempat tidur secara rutin ... pada semuanya ada apresiasi dari seorang istri.Rapi, bersih dan wangi pada seorang suami membuat istrinya senang. Seorang suami bisa meminta istrinya memilihkan minyak wangi baginya. Ia akan terbantu menyempurnakan penampilan bagi istrinya.

7. Ceria dan Ramah
Senyum ceria dan keramahan amat dihajatkan seorang istri. Senyum dan keramahan itu laksana angin sejuk di tengah berbagai kelelahan dirinya. Berbagai kesibukan membuat jiwanya lelah. Interaksi dengan anak-anak di rumah itu bukan pekerjaan ringan. Segenap potensi kejiwaan dan pikiran mesti ia curahkan. Kelelahan fisik pun tidak ringan. Perhatikanlah, ia mesti terus memperhatikan anaknya yang terus bergerak kesana kemari, bereksplorasi ketika mulai bisa merangkak. Dan saat si anak lelah tertidur, ia mesti bersiap-siap memasak dan merapikan rumah bagi suaminya yang sebentar lagi pulang ...Senyum dan sapaan sayang suami akan menjadi hiburan jiwa bagi sang istri. Sikap humoris juga amat membantu seorang istri untuk selalu menjaga suasana riang hatinya. Ini semua akan membantunya untuk terus bersabar dan ikhlas dalam menunaikan tugas-tugasnya.

8. Menjadi Pemimpin yang Melindungi
Istri membutuhkan perlindungan yang membuatnya senantiasa merasa tentram. Karenanya ia menyukai sifat kepemimpinan pada suaminya. Kepemimpinan yang ia harapkan adalah yang senantiasa menentramkan jiwanya, mengokohkan ruhaninya, memberikan pencerahan demi pencerahan pada akalnya dan membantu menjaga kebugaran dan kesehatan tubuhnya.

Kepemimpinan yang ia sukai adalah yang memadukan ketegasan dan kelembutan. Yang menebarkan cinta, bukan membuat takut. Yang mengedepankan kemauan baik, bukan senantiasa menggunakan otoritas (misalnya dengan selalu menggunakan kalimat "suami kan pemimpin rumah tangga, jadi mesti taat donk"). Yang betul-betul menjadi pemimpin, bukan menjadi boss.

Pesan Cinta Rasulullah SAW kepada Mu’aadh ibn Jabal

Mu’aadh ibn Jabal Radhiallaahu Anhu berkata bahwa ketika Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam mengirimnya sebagai gubernur di Yaman telah bersabda, “Berhati-hatilah dari hidup dalam kesenangan dan bermewah mewahan, bagi seorang lelaki sholeh yang dekat kepada Allah janganlah hidup dalam kesenangan dan kemewahan” (Fadhilah Sedekah : 527)

Ketika mengirim Mu’aadh ibn Jabal Radhiallaahu Anhu ke Yaman sebagai gubernur, Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam menasihatinya untuk memerintahkan masyarakat mengerjakan Sholat dan membayar Zakat dan kemudian bersabda, “Apabila mereka membayar zakat, hindari mengambil apa yang terbaik dari milik mereka dan lindungilah dirimu dari kejahatan orang yang ditindas (dizhalimi), tidak ada penghalang (hijab) antara Allah Ta’ala terhadap do’a orang yang dizhalimi (Fadhilah Sedekah : 298)Ketika Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam mengutusnya ke Yaman, ia telah keluar bersamanya memberi nasihat, Mu’aadh Radhiallaahu Anhu menunggang kendaraannya dan Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam berjalan disebelah hewan tunggangannya. Kemudian setelah Beliau selesai memberikan nasihatnya, Beliau bersabda, “Mungkin, Mu’aadh, engkau tidak akan menjumpai aku setelah tahun ini, tapi mungkin, engkau akan melalui masjidku ini dan kuburku.” Mu’adh menahan tekanan perasaan kesedihannya akan kepergian Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam. Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam kemudian berpaling ke arah Madinah dan kemudian bersabda, “Yang paling hampir kepadaku adalah mereka yang sholeh siapapun mereka dan dimanapun mereka berada.” (Mishkaat)

Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam telah bersabda kepada Mu’aadh ketika dia dikirim ke Yaman, “Engkau akan pergi kepada orang-orang ahli kitab. Jadi, apabila engkau sampai di sana, ajak mereka untuk meyakini bahwa tiada sesuatu pun yang berhak di sembah kecuali Allah, dan Muhammad (Sallallaahu Alaihi Wasallam) adalah utusan-Nya. Dan apabila mereka mengikuti kamu, katakanlah bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sholat lima waktu setiap hari siang dan malam, Dan apabila mereka mengikuti kamu katakanlah bahwa Allah mewajibkan kepada mereka untuk membayar Zakat yang akan diambil dari mereka yang kaya diantara mereka dan diberikan kepada yang miskin diantara mereka. Apabila mereka mengikutimu dalam hal itu , kemudian hindarilah dari mengambil apa yang tebaik dari milik mereka, dan takutlah terhadap dakwaan orang yang tertindas karena tidak ada hijab antara permohonannya dan Allah.”

Rasulullah (Sallallaahu Alaihi Wasallam) telah mengirim Abu Musa and Mu’adh ibn Jabal (Radhiallaahu Anhuma) ke Yaman. Beliau telah mengirim keduanya untuk mengontrol satu profinsi yang mana Yaman terdiri dari dua profinsi. Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam telah bersabda kepada mereka, “Mudahkan keperluan masyarakat dan jangan menjadikannya susah bagi mereka (lemah lembutlah kalian berdua terhadap masyarakat dan janganlah keras kepada mereka). Berikan kepada masyarakat penerimaan yang baik dan jangan menolak mereka”. Maka mereka pergi membawa tugas mereka masing-masing. Ketika salah satu dari mereka mengelilingi wilayah profinsi mereka dan telah berlaku berhampiran dengan daerah batas profinsi sahabatnya, ia akan mengunjungi dan menyambutnya. Suatu hari Mu’adh telah melakukan satu perjalanan berhampiran dengan (batas profinsi) sahabatnya, Abu Musa. Mu’adh telah datang menunggang hewan tunggangannya sehingga dia sampai ke dekat Abu Musa dan telah melihatnya sedang duduk, dan orang-orang berkumpul mengelilinginya. Lihatlah! Ada seorang lelaki yang telah diikat dengan tangan dibelakang lehernya. Mu’adh telah berkata kepada Abu Musa, “Wahai Abdullah ibn Qays! Apakah ini?” Abu Musa menjawab. “Lelaki ini telah kembali kafir setelah memeluk Islam”. Mu’adh berkata, “Saya tidak akan turun sehinggalah dia dibunuh”. Abu Musa menjawab, “Dia telah pun dibawa ke sini untuk tujuan tersebut, turunlah”. Mu’adh berkata, “Saya tidak akan turun sehingga dia dibunuh”. Maka Abu Musa memerintahkan untuk membunuh lelaki itu, dan lelaki itu lalu dibunuh. Kemudian Mu’adh turun dari kendaraannya dan telah berkata, “Wahai Abdullah (ibn Qays)! Bagaimanakah engkau membaca Al-Qur’an?” Abu Musa berkata, “Saya membaca Al_Qur’an secara tetap dalam waktu tertentu sebagan demi sebagian”. Bagaimana pula engkau membacanya, Mu’adh?” Mu’adh berkata, “Saya tidur dibagian pertama malam dan kemudian bangun setelah tertidur untuk jangka waktu yang ianya telah menghabiskan untuk tidurku dan kemudian saya membaca (Al-Qur’an) sebanyak mana Allah telah menuliskannya untukku. Sehingga aku mengharap ganjaran dari Allah untuk tidurku sebaik ibadahku (di malam hari)”.

Beberapa orang sahabat Mu’adh ibn Jabal telah berkata, “Ketika Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam merencanakan untuk mengirim Mu’adh ibn Jabal ke Yaman, Beliau telah bertanya, “Bagaimana engkau akan mengadili satu perkara ketika terjadi satu keadaan yang critical muncul?”. Dia menjawab, “Saya akan mengadili sesuai dengan Kitabullah”. Beliau (SAW) bertanya, “(Apa yang akan engkau lakukan) apabila ianya tidak engkau temui dalam Kitabullah?”. Dia menjawab, (Saya akan bertindak) sesuai dengan Sunnah Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam”. Beliau bertanya lagi, “(Apa yang akan engkau lakukan) jika ianya tidak ada satu petunjuk di dalam Sunnah Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam dan di dalam Kitabullah?”. Dia menjawab, ” Saya akan melakukan yang terbaik untuk membuat satu keputusan dan saya tidak akan menambahkan usaha. Rasulullah Sallallaahu Alaihi Wasallam memeluknya seraya berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menolong utusannya untuk menemukan sesuatu yang menyukakan hati utusan Allah. (Abu Dawud)

Ketika Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam mengirim nya (Mu’adh) ke Yaman Beliau SAW, berkata, “Berhati-hatilah dari kehidupan yang bermewah-mewahan bagi seorang hamba Allah tidak boleh hidup bermewah-mewahan.” (Mishkaat)

Selamat Membaca dan semoga kita bisa mengambil hikmah dari pesan2 penuh cinta di atas.

Pesan kasih orang tua kepada anaknya

Aku tapaki jalan ini penuh pinta, anakku. Kesenangan adalah impian yang kusimpan untuk kuminta pada Tuhan ketika tubuh ini sudah menjadi tulang belulang, sebab dunia terlalu pahit untuk diperebutkan. Tak ada yang abadi dari permainan dunia, sebagaimana hidup ini juga tidak abadi. Banyak sudah manusia yang mati. Dan kita hanya menunggu kematian dipergilirkan. Mengenangkan orang-orang tercinta, anakku, adalah rasa hina karena tak sanggup membalaskan kebaikan-kebaikan mereka semua. Betapa mudah hati lupa oleh kenikmatan yang tak seberapa ini. Lupa asal-usul, lupa tempat kembali sesudah mati, dan lupa pada tujuan penciptaan ini. Maka aku pesankan, anakku, arahkanlah pandangan mata hatimu kepada hidup sesudah mati. Dan bahwa sesungguhnya kehidupan ini hanyalah saat untuk bersiap-siap…

Aku tapaki jalan ini penuh air mata, anakku. Aku pernah sakit berbulan-bulan dengan jantung yang sedikit bermasalah. Aku akhirnya bisa bangkit ketika aku belajar melupakan rasa sakit dan tidak sibuk meratap dengan apa yang dikatakan oleh dokter tentang harapan sehat bagi diriku. Kudidik diriku untuk tidak diam terpaku menanti waktu habis di pembaringan. Aku akhirnya bisa duduk dengan tegak tanpa penyakit jantung yang membuat nafas bapakmu megap-megap, ketika bapakmu belajar untuk memberi manfaat bagi manusia. Sesungguhnya keindahan hidup sebagai orang yang beriman kepada-Nya adalah ketika kita bisa memberi manfaat, atau ketika belum sanggup kita mengambil manfaat dari sesama.

Aku namakan dirimu Muhammad Hibatillah Hasanin karena ingin sekali bapakmu ini menjadikan dirimu sebagai hamba-Nya yang memberi manfaat kebaikan sangat besar bagi ummat. Tidaklah aku namakan dirimu dengan main-main. Ada doa yang kuharap dengan sungguh-sungguh melalui nama yang kuberikan itu, anakku. Ada harapan yang kutanam dengan membaguskan namamu, sebagaimana Nabi Saw pernah berpesan kepada kita. Mudah-mudahan dengan membaguskan namamu, Allah ‘Azza wa Jalla meninggikan derajatmu di antara manusia yang ada di muka bumi ini.

Nama itu aku berikan kepadamu, Nak karena engkau adalah anugerah yang amat berharga dari Allah ‘Azza wa Jalla. Engkau lahir di bulan Maret tanggal 18, ketika bapakmu sedang belajar mendakwahkan agama ini dengan ilmu yang tak seberapa. Malam ketika bapak tiba di penginapan, ibumu memberi kabar masuk rumah sakit untuk bersalin. Ingin rasanya bapakmu segera pulang agar bisa menunggui persalinan itu. Tetapi ada tugas yang harus dituntaskan. Gelisah rasanya bapakmu untuk segera kembali karena tahu bahwa di saat-saat seperti ini, tentu ibumu sangat butuh pertolongan. Tetapi andaikan pun bapakmu segera bergegas pulang, perjalanan terlalu jauh untuk bisa ditempuh dengan waktu singkat.

Maka, kemanakah bapakmu harus berlari kalau bukan kepada Allah? Kemanakah harus meminta pertolongan kalau bukan kepada Allah? Kemanakah harus meminta keselamatan kalau bukan kepada Allah? Kemanakah harus mengeluh di saat manusia sudah terlelap tidur, kalau bukan kepada Allah? Bukankah kalau kita mendekat kepada-Nya dengan berjalan, Ia akan menyambut kita dengan berlari? Bukankah kalau kita berjalan kepada-Nya selangkah, Ia akan mendekati kita beberapa langkah?

Di saat bapakmu sedang dalam kegelisahan, ada kabar yang datang dari ibumu bahwa bayi yang akan dilahirkannya sungsang. Petugas mengatakan, kemungkinan baru bisa bersalin siang hari dan kemungkinan besar harus melalui operasi. Padahal waktu itu baru melewati tengah malam. Sangat panjang waktu yang harus dilalui untuk sampai ke siang hari, andaikata perkiraan itu benar.

Maka aku bersihkan diri dan bersuci. Aku serahkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sendirian di malam itu aku bermunajat kepada Allah, menyungkurkan kening yang hina ini untuk berdoa kepada-Nya. Di sujud yang terakhir, kumohon dengan sangat agar Ia berkenan memberi keajaiban—ah, rasanya bapakmu belum santun dalam berdoa. Kumohon dengan sangat agar Ia memberi pertolongan.

Dan engkau tahu, anakku, Allah Ta’ala adalah sebaik-baik tempat meminta dan sebaik-baik pemberi. Ia lebih dekat daripada urat leher kita sendiri. Sesungguhnya, Tuhanmu Maha Pemurah. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman, “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.s. al-‘Alaq [96]: 1-5).

Seusai shalat dua raka’at dan memanjatkan doa, anakku, segera bapakmu ini mencari kabar tentang dirimu. Kutelepon ibumu dengan harap-harap cemas. Nyaris tak percaya, anakku, Allah Ta’ala benar-benar memberi keajaiban. Seorang sahabat bapak, Mohammad Rozi namanya, yang istrinya menunggui ibumu bersalin, mengabarkan bahwa engkau telah lahir dengan mudah dan lancar. Kelahiranmu, rasanya, anugerah yang tak ternilai harganya. Banyak pelajaran yang bapak renungkan dari peristiwa itu dan ingin kubagi denganmu beserta saudara-saudaramu. Rasanya, setiap kelahiran dari kalian adalah pelajaran berharga tentang kekuasaan, kasih sayang dan kemaha pemurahan Allah. Sesungguhnya, Allah adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Sesungguhnya Ia adalah sebaik-baik tempat meminta. Sesungguhnya Ia adalah sebaik-baik penjaga.

Teringat aku pada sebuah ungkapan, “Sometimes accident is not accident at all.” Kadangkala kecelakaan itu sama sekali bukan kecelakaan. Kesulitan itu sama sekali bukan kesulitan. Kata Umar bin Khaththab r.a., “Aku tidak peduli atas keadaan susah dan senangku, karena aku tidak tahu manakah di antara keduanya itu yang lebih baik bagiku.”

Keajaiban yang mengiringi kelahiranmu, mengingatkan bapak agar meyakini janji Allah tanpa ragu. Telah berfirman Allah Ta’ala dalam al-Qur`an, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, pasti Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.s. Muhammad [47]: 7).

Apakah Allah butuh pertolongan? Tidak. Sama sekali tidak, Nak. Maha Suci Allah dari membutuhkan pertolongan. Tetapi seruan Allah Ta’ala ini bermakna agar engkau mengingati tugas yang dipikulkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada kita semua..Sesungguhnya tidaklah jin dan manusia diciptakan kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah. Tugas kita sebagai khalifatullah di muka bumi ini, anakku, juga di atas pijakan pengabdian kepada-Nya. Karenanya, makmurkanlah bumi ini sehingga engkau menjadi hadiah Allah bagi ummat dengan menghidupkan tauhid di dalam dadamu dan langkah-langkahmu. Mudah-mudahan dengan demikian, kesucian agama ini memancar dari setiap langkah yang engkau kerjakan.

Aku tulis pesan ini dengan sesungguh hati, Anakku. Meski jiwa bapakmu masih rapuh dan iman ini masih sangat menyedihkan, tetapi sembari memohon pertolongan kepada Allah Yang Menciptakan, izinkan bapakmu berpesan. Ingatlah, wahai Anakku, jangan pernah engkau lepaskan Allah Ta’ala dari hatimu. Genggamlah kesucian tauhid dalam akidahmu sekuat-kuatnya. Cengkeramlah dengan gigi gerahammu sehingga menjiwai setiap kata dan tindakanmu.

Belajarlah mencintai Tuhanmu menurut cara yang dikehendaki oleh-Nya. Betapa banyak orang yang melakukan perjalanan menuju Allah (suluk), tetapi mereka melalui jalan yang tidak disukai-Nya. Mereka mencipta sendiri jalan yang akan dilewati. Mereka mengira sedang memuja Allah, padahal sesungguhnya sedang mencari keasyikan diri untuk menemukan saat-saat yang “memabokkan” (isyiq). Melalui cara ini, kepenatan jiwa memang pergi, Anakku. Tetapi bukan itu yang harus engkau lalui. Bukan itu jalan yang akan membawamu pada ketenangan dan kedamaian. Ia hanya membuatmu lupa sejenak dengan beban-beban duniamu. Sesudahnya, engkau akan segera kembali dalam kepenatan yang melelahkan. Karenanya, ada yang kemudian benar-benar bukan saja lupa pada beban dunianya untuk sementara, tetapi bahkan sampai lupa tanggung jawab dan lupa pada diri sendiri.

Sesungguhnya, ketenangan dan kedamaian jiwa yang sebenar-benarnya ada bersama dengan kebenaran. Sesungguhnya ketenangan itu karena engkau menghadapkan wajahmu kepada Allah untuk mencari ridha-Nya. Engkau kembali dan senantiasa berusaha kembali kepada-Nya, atas setiap khilaf yang terjadi setiap hari, kerna manusia memang tempat salah dan lupa. Semoga dengan demikian kita termasuk orang-orang yang diseru oleh Allah ‘Azza wa Jalla dengan seruan, “Wahai Jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,dan masuklah ke dalam surga-Ku.”

Artinya, bukan ketenangan itu yang menjadi tujuan dari zikir-zikir panjangmu, Anakku. Tetapi ketenangan itu muncul sebagai akibat dari kokohnya keyakinanmu pada Tuhanmu. Sungguh, jangan jadikan agama ini sebagai candu sehingga hatimu jadi beku. Tetapi berjalanlah di atasnya sesuai dengan tuntunan wahyu. Bukan ra’yu. Semoga dengan demikian jiwamu akan terang, hatimu akan tenang dan di akhirat nanti engkau akan meraih kemenangan. Semoga pula kelak engkau akan aku banggakan di hadapan Tuhanmu.

Aku ingin pesankan satu lagi, Anakku. Atas apa-apa yang Allah Ta’ala tidak menjaminkannya bagimu, mintalah kepada-Nya dan berusahalah untuk meraihnya. Iman dan kemenangan di Hari Akhir, termasuk di antaranya. Atas apa-apa yang Allah Ta’ala telah jaminkan bagimu dan bagi seluruh makhluknya, ketahuilah kunci-kuncinya. Rezeki termasuk di dalamnya.

Gunakanlah rezeki yang dikaruniakan Allah kepadamu untuk meraih akhirat dan menjaga iman. Jangan mengorbankan akhirat untuk dunia yang cuma segenggam. Dan apabila engkau mampu, kejarlah akhirat dan sekaligus membuka pintu-pintu dunia. Gunakanlah dunia untuk “membeli”akhirat.

Wallahua’lam bishawab. Sesungguhnya, tak ada ilmu pada bapakmu ini kecuali sangat sedikit saja.

Jumat, 09 Mei 2014

Katakan kepada Cinta :-)

Yaa Allah…sampaikan satu kata pada cinta
Bahwa aku punya rasa.. bernama cinta
Maka sampaikan pada dia.. aku menanti cinta
Datang pada episode rasa
Hanya saja.. dia perlu tau satu harta….
Ialah..CINTA
yang menyebabkannya jatuh cinta
yang memberinya rasa cinta.
yang mengukirkan cinta di sekeliling hidupnya
Yaitu Kau, Sang Maha Cinta
dulu.. hari ini.. dan di masa nanti

Katakan pula pada cinta
Untuk tetap memelihara diri
Menjaga hati
Bertutur suci dan lurus gerak diri
Agar kami temu.. dalam cinta yang sebenar-benar cinta

Kamis, 08 Mei 2014

Merajut Benang Ukhuwah



Di tengah semangat pecah-belah yang dihembuskan orang-orang yang memusuhi Islam, ukhuwah menjadi menjadi sangat penting. Bagaimana bentuk ukhuwah dan apa saratnya?
ini syaratnyaa :)

1. Ta'aruf
Kata ta'aruf berarti saling mengenal. Misalnya ada kalimat ta'araftu ila Fulan artinya: saya memperkenalkan diri kepada si Fulan. Di sini dimaksudkan, hendaknya seorang Muslim mengenal saudaranya yang seiman, menyangkut nama, nasabnya dan status sosialnya. Di samping itu, kenalilah juga apa yang disukai dan yang tidak disukainya. Mengenal secara baik karakteristik saudara kita, akan menjadi kunci pembuka hati persaudaraan.

2. Ta'aluf
Kandungan makna Ta'aluf adalah: menyatunya seorang Muslim dengan saudaranya sesama Muslim. Bahwa semangat bersatu kepada saudara seiman dan seakidah hendaknya menjadi jiwa Muslim. Rasulullah bersabda,"Orang mukmin itu mudah disatukan. Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menyatu dan tidak bisa mempersatukan." (HR.Imam Ahmad)

Islam adalah agama yang mudah


Islam mempunyai karakter sebagai agama yang penuh kemudahan seperti telah ditegaskan langsung oleh Allah Swt. dalam firmanNya:

وماجعل عليكم في الدين من حرج

“…dan Dia tidak menjadikan kesu
karan dalam agama atas diri kalian.”

Sementara dalam sebuah haditsnya, Nabi Saw. pun bersabda:

إن الله لم يبعثني معنتا ولامتعنتا ولكن بعثني معلما ميسرا

“Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengutusku untuk mempersulit atau memperberat, melainkan sebagai seor
ang pengajar yang memudahkan.” (HR. Muslim, dari ‘Aisyah ra.)

Visi Islam sebagai agama yang mudah di atas termanifestasi secara total dalam setiap syari’atnya. Sampai-sampai, Imam Ibn Qayyim menyatakan, “Hakikat ajaran Islam semuanya mengandung rahmah dan hikmah. Kalau ada yang keluar dari makna rahmah menjadi kekerasan, atau keluar dari makna hikmah menjadi kesia-siaan, berarti itu bukan termasuk ajaran Islam. Kalaupun dimasukkan oleh sebagian orang, maka itu adalah kesalahkaprahan.”


Episode Memperbaharui Cinta



Sudah pukul 19.00 malam. Saatnya aku berangkat untuk mengejar pesawat ke Jakarta pukul 20.30. Traveling-bag sudah disiapkannya sejak pagi.
“Pergilah,” katanya memandang mataku. “Ini belum waktunya. Kontraksinya bukan di fundus, tetapi di bagian bawah. Mungkin … sakit biasa.”
Aku pun mengangguk berusaha yakin. Bagaimanapun ia seorang dokter. Dan, ia pun sudah aku bekali dengan alamat, no telp, dan ancar-ancar ke rumah bidan itu. Aku bahkan sudah meninggalkan pesan ke teman sekantor, jika sewaktu-waktu saat itu tiba, ia siap membantu.
Keningnya segera kucium setelah tanganku diciumnya mesra. Dan tas itu sudah kuangkat untuk kugelandang ke pintu depan. Tangannya menyuruhku pergi, tetapi kutahu matanya tidak. Ia bahkan tidak beranjak dari tempatnya karena sakit yang tak terperikan itu. Apakah ini sudah waktunya? Tanya batinku mencari kepastian. Bukankah perkiraannya masih 9-10 hari lagi?
Kulihat kini mata itu basah.
Sedetik kemudian aku putuskan, “Kayaknya lebih baik aku tak jadi pergi.” Begitulah kata-kataku meluncur dan tas kuletakkan kembali.

Selasa, 04 Maret 2014

Restui Dan Relakanlah Umi

Umi, aku tau betapa engkau mencintaiku. Aku tau betapa berat kau tanggung sembilan bulan mengandungku, merawatku, menjagaku. Aku tau, Umi.....Meskipun tidak sampai bagiku merasakan apa yg kau rasakan sejak kandunganmu makin membesar & makin berat langkah-langkahmu...Ucapan terima kasihpun tak akan sanggup mengganti apa yg telah kau lakukan untukku sejak dlm kandungan hingga kini aku beranjak dewasa..Akupun tau betapa kau menyayangi & tidak ingin sesuatu apapun terjadi padaku. Tapi, Umi.. Tapi aku bukan milikmu. Aku bukan milikmu, Umi....Aku memang anakmu, tp jiwa ragaku semuanya milik Allah. Aku hanya titipan yg diamanahkan u/ dijaga oleh Allah. Aku hanya titipan Allah, Umi..Dan layaknya sesuatu yg dititipkan, pasti suatu saat Sang Pemilik akan memintanya kembali. Pasti. Tanpa terkecuali diriku ini...Itu bila Sang Pemilik memintanya kembali, tp bagaimana jika 'titipan' itu hendak 'dipindah titipkan' atau mungkin 'dititipkan' sesuatu??...Aku ingin engkau, kita juga tentunya, siap melepas diambilnya titipan tersebut. Setelah bertahun2 menjaga & merawatnya dengan penuh cinta..Dan, Umi.. Titipan ini tak selamanya akan menjadi titipan bagimu. Titipan ini sudah akan menerima titipan lain layaknya Abah...Layaknya abah yg mendapatkan amanah u/ selalu menjaga & melindungimu sebagai suami yg bertanggungjawab & pemimpin bagi keluarganya...Aku tau betapa kau masih ingin senda gurauku mengisi hari2mu, tp aku tidak kemana2, Umi.. Akupun tidak akan pernah melupakanmu...Kerelaanmu menjadi doa bagiku, menjadi penenang hatiku menjalani semuanya. Maka relakankah, Umi.. Harus menunggu apa lagi??? Bukan aku ingin menentangmu.. Aku hanya meminta keridhoanmu agar perjalananku menanggung amanah setengah agama menjadi ringan bagiku,,..Karena ridho Allah tergantung kepada ridho orangtua dan aku tak ingin langkahku tertahan pdhl niat menjaga diri sudah kupancung tinggi2...Relakan, Umi.. Air matamu u/ menahanku mgkn bisa meluluhkanku, tp aku takut diriku tak mampu menjaga diri, maka kusegerakan u/ menjaganya..Pahamilah niatku & dengan begitu semoga Allah membukakan pikiran & hatimu u/ merelakan titipan ini memenuhi setengah agamanya. Insya Allah..Karena aku hanya ingin mnjaga amanahku u/ selalu berbakti kpd orang tua. Namun akupun tak ingin terjatuh ke lumpur maksiat. Pahamilah, Umi...Semoga Allah memberikan kita kemudahan u/ selalu menempatkan segala sesuatunya berdasarkan syariat. Termasuk mengemban setengah agama ini..Sungguh aku mencintaimu, Umi.. Maafkan aku, titipan ini sudah hendak dititipi. Maka relakanlah. Doakanlah. Restuilah.. :') ,Semoga Allah selalu menjagamu & abah dalam keberkahanNya. Semoga Allah selalu memudahkan segala urusan2 kita dalam menjalankan syariatNya.

ShareThis