Welcome to my blog, hope usefull for you
RSS

Jumat, 25 Januari 2013

Nasehat Ibnu Atha'illah

 SEBELUM AJAL TIBA

Jika ingin selamat dalam kehidupan dunia ini, jauhilah dosa, baik yang terang-terangan maupun yang tersamar. Janganlah beristighfar atas dosa tersebut, lalu kembali melakukannya. Perumpamaan orang yang banyak melakukan istighfar, tetapi masih mengulangi dosa-dosanya, seperti orang yang banyak minum obat, tetapi juga sering meminum racun. Nasihatilah dia dengan berkata,”Bisa jadi sebelum meminum obat, engkau sudah keburu mati lebih dahulu. Bisa jadi ajal datang setelah engkau berbuat dosa, padahal engkau belum sempat bertobat. Sehingga engkau pun mati dalam kondisi maksiat dan berdosa. Sungguh, ini adalah bahaya besar….”

Siapa pun yang enggan meninggalkan perbuatan terlarang, percuma ia melakukan kewajiban-kewajiban. Ibarat orang yang sakit, selama ia tidak menahan diri dari makanan yang dilarang dan tidak melakukan diet, percuma ia meminum obat. Ibarat orang yang membersihkan pakaiannya, sementara ia jatuhkan dirinya ke dalam kubangan lumpur. Mana mungkin pakaiannya bisa bersih?

Dalam pandangan mereka yang memiliki ketajaman hati dan mereka yang warak, dosa itu ibarat bangkai yang dimakan anjing. Bagaimana pendapatmu, bila engkau melihat seseorang sedang menggigit bangkai tersebut? Tidakkah engkau merasa jijik dan risih?

Demikian halnya kondisi orang yang melakukan dosa dan tidak bertobat, seperti orang yang sedang menggigit bangkai kotor dan menjijikan! Kalau orang yang berpakaian kotor saja tidak pantas untuk duduk bersama Raja dan para orang terhormat, bagaimana halnya dengan orang yang bermulut kotor dan najis? Pantaskah ia menghadap Tuhan, Sang Maha Suci? Apakah orang yang najis karena “memakan bangkai” layak bermunajat kepada Allah?

Demikian halnya dengan dirimu. Engkau “menghampiri” Allah dalam keadaan kotor karena maksiat. Engkau memakan, melihat dan melakukan sesuatu yang haram, serta menyembunyikan keburukan. Tapi engkau menganggap dirimu sudah sampai kepada Tuhan? Anggapan yang sangat salah.

Orang yang melakukan penyimpangan, terjerumus dalam dosa dan mengerjakan perbuatan terlarang berarti telah menganiaya kalbunya sendiri, mengotori jiwanya dan mengurangi kadar keimanannya.

Wahai Saudaraku, ketika engkau tidak bertobat dalam kondisi sehat, mungkin Allah akan mengujimu dengan berbagai penyakit dan musibah agar bersih dari dosa. Itu ibarat pakaian yang dicuci dengan air dan disetrika dengan listrik. Dengan begitu diharapkan pakaian tadi terbebas dari kotoran, serta kembali bersih dan suci.

Nabi SAW bersabda,”Sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan ujian sebagaimana halnya kalian menguji emas dengan api. Ada yang berupa emas murni, begitulah kondisi orang yang terlindung dari syubhat. Tetapi ada juga yang ternyata hanya berupa tembaga, itulah orang yang gagal menerima ujian.” (HR. al-Thabrani)

Keimanan yang tertanam dalam kalbu ibarat pohon rindang yang tertancap di tanah. Jika tidak mendapatkan pengairan dan pupuk yang cukup, lalu ditimpa panas dan kekeringan, serta diterpa hama tanaman, maka pohon tersebut menjadi kering dan daunnya berguguran. Sehingga ia pun hanya bisa dipakai untuk kayu bakar.

Begitu pula dengan pohon keimanan. Apabila terputus dari perbuatan taat dan amal saleh, lalu ia diterpa angin dosa dan maksiat, pohon keimanan itupun akan mengering, tak bisa berproduksi, tidak kokoh, atau malah akan mati dan musnah. Karena itu, siapa hendak melaksanakan kewajiban agama, ia harus meninggalkan semua perbuatan yang terlarang serta menutup pintu dosa dan maksiat.

Siapa yang meninggalkan sesuatu yang makruh akan dibantu meraih berbagai kebaikan. Sedangkan siapa meninggalkan yang mubah, Allah akan membukakan pintu ketaatan, menolongnya dalam mengerjakan kewajiban, memberinya kelapangan, membukakan peluang baginya merasakan kehadiran Tuhan, dan mencerahkan cahaya keimanan dalam kalbunya. Semua itu akan tampak pada seluruh anggota badannya, gerakan jiwanya, ucapan lisannya serta tanda-tanda keimanan terpantul jelas dari raut wajahnya. Orang yang dipersiapkan mendapat kedudukan mulia, Allah tak rela bila ia duduk di temat sampah.

Al-Nu’man ibn Basyir ra. Mendengar Nabi SAW bersabda,”Yang halal itu jelas, demikian juga yang haram. Antar keduanya terdapat syubhat yang tak diketahui oelh sebagian besar orang. Siapa yang meninggalkan syubhat, maka ia seperti penggembala yang memelihara ternaknya di sekitar tempat terlarang, besar kemungkinan ia terjerumus di dalamnya. Ketahuilah, bahwa setiap Raja memiliki wilayah-wilayah terlarang, dan wilayah terlarang milik Allah adalah semua yang diharamkan. Sesungguhnya dalam diri manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, semua anggota badannya akan menjadi baik. Tetapi jika segumpal daging itu rusak, rusak semua anggota badannya.” (HR. al-Bukhari).

Ketahuilah, bahwa yang bisa membuatmu malu pada hari kiamat nanti adalah harta yang kau peroleh lewat cara haram atau kau belanjakan pada sesuatu yang haram. Sungguh, yang dikhawatirkan pada dirimu kalau engkau melakukan perbuatan dosa terus-menerus, sehingga Allah membinasakan mereka secara berangsur-angsur (istidraj’).

Kami membinasakan mereka secara berangsur-angsur dengan cara yang tidak mereka ketahui ( QS. Al-A’raf : 182 )

Wahai manusia yang mengaku beriman, bertakwalah pada Allah dan jagalah agamamu seperti engkau menjaga pendengaran dan penglihatanmu. Jauhilah dosa sebagaimana engkau menjauhi penyakit yang mematikan dan bakteri yang membinasakan. Janganlah engkau mendekat kepadanya, lalu mengandalkan tobat. Sebab, menjaga diri lebih baik daripada mengobati.

Bisa jadi Allah menjatuhkanmu pada perbuatan dosa untuk tujuan mengeluarkan benih kesombongan dan ujub dari dirimu. Sebab, adakalanya seseorang melakukan sholat dua rakaat, kemudian dia mengandalkan sholatnya itu lalu muncul perasaan ujub, merasa diri paling shaleh. Atau adakalanya ia berhaji ke Baitullah, lalu merasa yakin dengan hajinya tersebut. Inilah kebaikan berbingkai kejahatan. Sebaliknya, bisa jadi seseorang terperosok ke dalam perbuatan dosa, kemudian ia merasa hina, muncul rasa bersalah, lalu ia pun bertobat, sebenar-benarnya tobat. Inilah kejahatan berbingkai kebaikan.

( Tutur Penerang Hati - Ibnu Atha'illah )

Sebelum Kamu Menceraikanku, Gendonglah Aku

ini salah satu kisah yang penuh dengan HIKMAH .. semoga pembaca semua bisa mengambil hikmah dari cerita ini amiiinn ☺☺☺☺☺


_____________________________________________________________________________________________
Pada hari pernikahanku,aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti
didepan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami.

Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu.

Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air
bening. Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha
dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran
meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai
sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah
juga pada waktu yang bersamaan.

Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan
bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan
yang tidak kusangka-sangka.
Dew hadir dalam kehidupanku.
Waktu itu adalah hari yang cerah.
Aku berdiri di balkon dengan Dew yang sedang merangkulku. Hatiku
sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yang
kubelikan untuknya.

Dew berkata , "Kamu adalah jenis pria terbaik yang menarik para gadis."
Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru
menikah,istriku pernah berkata, "Pria sepertimu,begitu sukses,akan
menjadi sangat menarik bagi para gadis."
Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalo aku telah
menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku
melepaskan tangan Dew dan berkata, "Kamu harus pergi membeli
beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor"

Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya.
Pada saat tersebut, ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku
walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun,aku merasa sangat
sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun
ku jelaskan, ia pasti akan sangat terluka. Sejujurnya,ia adalah seorang istri
yang baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk
santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV sama-sama. Atau aku akan menghidupkan komputer,membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, "Seandainya kita bercerai,
apa yang akan kau lakukan? "
Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia
percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yang sangat jauh darinya.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan
jika tahu bahwa aku serius. Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu
selama berbicara dengan ia. Ia kelihatan sedikit kecurigaan. Ia berusaha
tersenyum pada bawahan-bawahanku. Tapi aku membaca ada kelukaan
di matanya.

Sekali lagi, Dew berkata padaku," He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu
kita akan hidup bersama."  Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu-ragu lagi. Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku pegang
tangannya,"Ada sesuatu yang harus kukatakan"
Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka
dimatanya. Tiba-tiba aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalo
aku terus berpikir.

"Aku ingin bercerai", ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.
Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata-kataku, tapi ia bertanya secara
lembut,"kenapa?" "Aku serius."

Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah.
Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,"Kamu bukan laki-laki!".
Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis.
Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan perkawinan kami.
Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku
telah dibawa pergi oleh Dew.

Dengan perasaan yang amat bersalah, Aku menuliskan surat perceraian
dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian.. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yang telah 10 tahun hidup
bersamaku sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yang telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak
pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa
minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.

Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku
melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran.
Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis.
Aku tertidur kembali. Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya. Ia tidak
menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan
sebelum menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup
bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya," He Ning, apakah
kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari
pernikahan kita?"

Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku.
Aku mengangguk dan mengiyakan. "Kamu membopongku dilenganmu",
katanya,  "Jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap
membopongku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan
ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu."

Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan
indah yang telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis.

Aku memberitahukan Dew soal syarat-syarat perceraian dari istriku.
Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. "Bagaimanapun trik
yang ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,"
ia mencemooh. Kata-katanya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan
perceraian itu. Kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku
membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak
kami menepuk punggung kami,"Wah, papa membopong mama, mesra
sekali" Kata-katanya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang
duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku.
Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut," Mari kita mulai hari
ini,jangan memberitahukan pada anak kita."
Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang.Aku melepaskan ia di pintu.
Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku,kami
begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi dibajunya. Aku
menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita
ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi, beberapa kerut tampak di wajahnya.  Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "Kebun diluar sedang dibongkar, hati-hati kalau kamu lewat sana."

Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih
mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku
dilenganku. Bayangan Dew menjadi samar.
Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal,
seperti, dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia setrika,
aku harus hati-hati saat memasak,dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat.

Aku tidak memberitahu Dew tentang ini.
Aku merasa begitu ringan membopongnya.Berharap setiap hari pergi
ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, "Kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang"

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk
membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yang cocok. Lalu ia melihat,"Semua pakaianku kebesaran".
Aku tersenyum.Tapi tiba-tiba aku menyadarinya sebab ia semakin kurus
itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan
aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam
hati. Sekali lagi , aku merasakan perasaan sakit

Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut.
"Pa,sudah waktunya membopong mama keluar"
Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi
bagian yang penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya
dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut
aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur, melewati ruang duduk ke teras.
Tangannya memegangku secara lembut dan alami. Aku menyanggah badannya dengan kuat

seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan
agak pucat dan kurus, membuatku sedih.
Pada hari terakhir,ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah
dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. Ia berkata,
"Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua".
Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "Antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra".
Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut
keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga.

Dew membuka pintu. Aku berkata padanya," Maaf Dew, Aku tidak ingin
bercerai. Aku serius". Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku.
"Kamu tidak demam".
Kutepiskan tangannya dari dahiku "Maaf, Dew,Aku cuma bisa bilang
maaf padamu,Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku
membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai
dari kehidupan,bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi.Sekarang
aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah
melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf
padamu"

Dew tiba-tiba seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku
dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak.
Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati
sebuah toko bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku.
Penjual bertanya apa yang mesti ia tulis dalam kartu ucapan?
Aku tersenyum, dan menulis " Aku akan membopongmu setiap pagi
sampai kita tua..."


wallahua'lam bissowab ... 

Kamis, 17 Januari 2013

Kesetian Yang Kuharapkan ...



Cinta hadir karena perkenalan, bersemi karena perhatian, bertahan karena kesetiaan, namun bisa berantakan karena kedustaan...

Seorang teman mampu membuat kita tertawa, sahabat membuat kita gembira, namun yang tulus dan setia akan bertahan sepanjang masa...

Jangan mengabaikan perhatian,ketulusan dan kesetiaan seseorang. Karena akan menjadi sangat kehilangan manakala kita mengkhianati lantas dia pergi dengan membawa duka...

Cinta tumbuh di taman hati, hanya bagi yang memiliki ketulusan dan kesetiaanlah yang akan lestari...

Cinta datangnya dari Allah yang dihadirkan dalam hati, tumbuh dan bersemi dalam hati... Oleh karenanya jagalah dengan menata hati agar tak melukai dan terlukai...

Hanya yang memiliki jiwa kesatria lah yang mampu mencintai. Karena cinta adalah melindungi, menaungi, menghargai dengan disertai kesetiaan, pengorbanan dan ketulusan...

Mengapa banyak orang mampu mencintai namun begitu sulit untuk setia?Baik setia kepada Allah, majikan, sahabat, dan juga pasangan...

Itu semua karena nafsu kita yang selalu merasa kurang. Karena merasa kurang akhirnya berselingkuh, karena merasa kurang akhirnya korupsi, karena merasa kurang akhirnya mencuri dan lain sebagainya.

Dengan memiliki kesetiaan terhadap Allah niscaya kita akan setia pula terhadap makhluk-Nya. Karena ajaran dari Allah itu luhur dan mulia termasuk merasa cukup dengan apa yang menjadi bagian kita. Sehingga perselingkuhan dan berbagai penyakit ketidaksetiaan tak kan hinggap dalam diri kita.Insya Allah

ShareThis