Welcome to my blog, hope usefull for you
RSS

Minggu, 21 April 2013

KUSERAHKAN PUTRIKU PADAMU (RENUNGAN UNTUK PARA SUAMI)

Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya. Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar, memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.

Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.

Dan waktupun berlalu...

Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.

Tapi,...

Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau lah kini yang menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.

Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya. Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau diatas kami.

Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa tua.

Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan kepadamu dengan cuma- cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga dan kau bahagiakan.

Jangan sakiti hatinya, karena hal itu berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat kehormatan dan derajat kami. Namun kini kami harus menitipkannya kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan putri kami.

Jika kau tak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali lagi, jangan sakiti dia.

Suatu saat dia menangis karena merasa kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini, tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.

Dia mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh. Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya sendiri.

Maka hargailah dia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami, Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau menyadari.

Suara Taubat Di Relung Kalbu

Bismillahirrahmanirrahiim.
Suara itu terdengar kencang direlung kalbu…
Suara itu tidak hanya hadir dalam diriku…
Tapi sahabat mungkin juga ikut merasakan…

Suara jeritan yang tiap kali hadir mengingatkan kita, suara penyesalan yang hadir tiap kali kita melakukan kemaksiatan. Suara taubat yang berbisik antara aku dan diriku, antara sahabat dan diri sahabat.

Sahabatku, sapalah suara itu, suara lirih yang muncul dari kalbu, walau sekejap ia hadir….. Sapalah ia dan ikutilah keinginannya dan juga keinginanmu yang pada hakikatnya adalah perbaikan diri kita sendiri.

Sahabatku, Allah sangat mencintai amalan taubat ini, taubat yang dilakukan oleh hamba-hambaNya dari perbuatan kemaksiatan, lewat firmanNya yang memberikan angin segar buat kita:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”
(QS. Al Baqarah: 22)

Taubat yang sungguh-sungguh akan mendatangkan limpahan ampunan Allah atas dosa-dosa seorang hamba. Dosa yang makin hari kian bertambah banyak.

“Katakanlah: wahai para hambaKu yang melampaui batas terhadap dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari Rahmat Allah, Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(QS. Az Zumar: 53)

Sahabatku, suara taubat yang hadir direlung kalbu kita, janganlah kita sia-siakan begitu saja. Bila kehadirannya memberikan sentuhan penyesalan terhadap diri kita, raihlah dengan nasuhah.

- Ikhlas karena Allah, berniat semata-mata mengharap Ridho Allah.

- Menyesali kemaksiatan yang dilakukan, merasa sedih dan berjanji untuk tidak mengulangi.

- Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat sesegera mungkin.

- Bertekad untuk tidak mengulangi kemaksiatan tersebut

- Lakukanlah taubat sebelum pintu taubat itu tertutup yaitu sebelum ajal menjemput dan sebelum terbitnya matahari dari arah barat.

Sahabatku, sekali lagi… raihlah ia, suara yang ikhlas, suara yang muncul atas kehendak dan dorongan diri kita sendiri, suara hidayah yang InsyaAllah bila kita segera bergegas dengan keikhlasan kita, cahaya ketenangan akan tiba bersama senyuman di wajah dan penyesalan-penyesalan bukan lagi beban dan penyesalan itu akan sirna seiring perjalanan kita tunduk dalam kepatuhan padaNya.

Ya Allah berilah taufik kepada kami agar senantiasa bertaubat dengan sungguh-sungguh dan terimalah amalan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
 

Sabtu, 20 April 2013

YANG MENGGETARKAN HATI WANITA

Bukan ketika ada lelaki yang mau mencintainya.
Bukan ketika ada lelaki yang mau memacarinya.

Bukan ketika ada lelaki yang memujinya.
Bukan ketika ada lelaki yang menyanjungnya.

Wanita akan bergetar hatinya..

Ketika ada lelaki datang ke rumahnya.
Menemui kedua orang tuanya.
Meminta untuk menjadi makmumnya.

Dan pada akhirnya..
Dia mewujudhkan sebuah ikatan dengan kalimat :

"AKU TERIMA NIKAHNYA .....BINTI .... DENGAN MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT."

Itulah saat-saat yang paling ditunggu para wanita.
Yang telah siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga.

Bukan ucapan AKU CINTA KAMU.
Bukan pula ucapan AKU RINDU KAMU.

"JIKA AKU BUKAN TULANG RUSUKNYA"

Ya Allah..
Jika aku bukanlah bagian dari tulang rusuknya.
Maka jangan biarkan aku merindukan kehadirannya.

Jangan biarkan aku labuhkan rasa ini pada hatinya.
Kikisla­h pesonanya dari pelupuk mata.
Jauhkan dia dari ingatanku.

Hapuskanlah dia dari bayanganku.
Agar aku bisa ikhlas menerima keputusan-Mu.

Wahai pemilik tulang rusukku..
Aku akan selalu setia menantimu.
Menja­ga hati dan kehormatanku.
Demi ketundukanku kepada Rabb kita.

Wahai calon nahkoda kapalku…
Mari kita hiasi hati kita dgn cahaya iman.

Dalam diamku sengaja tak menampakkn diri.
Agar engkau bisa menemukanku dalam sujud malammu.

Aku tak akan banyak bicara.
Karena aku takut ketika aku menyapa.
Engkau akan terpesona dengan apa yang kuucap.

Aku menunduk malu.
Tak berani menatap mata binar yang engkau miliki.
Karena aku takut dapat menggoyahkan imanku.

Ya Rabb..
Jika kami telah siap.
Maka pertemukanlah kami dalam sebaik-baiknya pertemuan.

Ya Rabb..
Kabulkanlah doa kami.

"Calon Mertua Dan Calon Menantu".

Calon Mertua : Apa pekerjaanmu wahai anak muda?

Ikhwan : Saya hanya berdagang pak..

Calon Mertua : Berdagang apa?

Ikhwan : Saya tukang sate pak..

Calon Mertua : Tukang sate kok berani melamar anak saya yang sarjana kedokteran?

Ikhwan : Memangnya salah ya pak?

Saya menikah karena menjalankan Ibadah dan karena saya memang mencintai anak bapak..

Calon Mertua : Tapi, bagaimana mungkin kamu bisa menghidupi masa depan anak saya?

Ikhwan : ALLAH yang memberi rizky pak, saya hanya berusaha.
semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik..

Calon Mertua : Lalu, apa nanti kata keluarga besar kami jika anak saya menikah dengan seorang tukang sate?

Ikhwan : Kekayaan Bukan Tanda Kemuliaan, Kemiskinan Bukan Petunjuk Kehinaan..Walaupun saat ini saya hanya pedagang sate, setidaknya saya bisa menghargai hidup ini pak.Ketimbang jadi orang kaya tapi ia lupa akan hakekat dirinya sebagai manusia dan hamba ALLAH..

Calon Mertua : Jujur saja, sebenarnya saya enggan.
menerima kamu! Namun karena keyakinan dan sikap optimis kamu akan pandangan masa depan saya cukup salut, masih ada orang seperti kamu mau bekerja keras..

Silahkan jika kamu memang tulus dan sungguh-sungguh untuk.
meminang anak kami..Namun ingat, kamu harus mempertanggung.
jawabkan setiap perkataan yang keluar dari lisanmu anak muda..

Ikhwan : Alhamdulillaah, terima kasih ya ALLAH! terima kasih pak, saya berjanji Insya ALLAH saya akan berusaha sebaik mungkin menjaga anak bapak dan membimbingnya menggapai keridhoan ALLAH..

Dari kutipan tersebut menyimpulkan,...Bahwa kita harus tetap optimis dalam menggapai sesuatu..Tapi dengan satu syarat yaitu asal kita benar di mata ALLAH, semoga jadi inspirasi bagi kita semua...Pasti ALLAH memberikan jalan terbaik..

Subhanallah, Semoga ada pelajaran dan hikmah baik yang bisa kita ambil dari cerita di atas..

Aamiin ya Rabbal'alamin..

ShareThis